Senin, 28 April 2014

Sabtu, 12 April 2014


1. besaran turunan



2. cara membaca jangka sorong


Kamis, 27 Maret 2014



        Organ
      Organ adalah kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu disebut organ.



1.     Organ pada Tumbuhan
a.      Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan menjadi:
ü  Akar primer
Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel,
ü  Akar adventitif
Akar adventif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gymnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan.
Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).

b.     Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
1)     kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
2)    kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel,
mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
c.      Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
d.     Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang
lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).


2.     Organ pada Hewan dan Manusia
          Organ merupakan sekumpulan jaringan yang memiliki fungsi dan struktur sama. Setiap organ menjalankan fungsinya dan didukung oleh organ lainnya sehingga membentuk system organ. Organ pada hewan beragam kelengkapannya, semakin tinggi tingkatan suatu hewan maka organ-organnya semakin lengkap. Misalnya antara ikan dengan sapi, tentunya organ pada sapi lebih banyak dan kompleks dibandingkan organ pada ikan. Organ pada manusia lebih lengkap dibandingkan hewan.
Organ yang dimiliki hewan tingkat tinggi dan manusia antara lain mata, paru-paru, jantung, hati, lambung, ginjal, telinga, dan kulit. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.
ü  Mata berfungsi untuk melihat. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot dan jarigan saraf.
ü  Paru-paru berfungsi sebagai alat pernapasan. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot dan jaringan saraf.
ü  Jantung berfungsi memompa darah supaya beredar ke seluruh tubuh. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot jantung, jaringan pengikat, dan jaringan saraf.
ü  Hati berfungsi sebagai tempat menawarkan racun yang terbentuk dalam tubuh. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot, jaringan pengikat, dan jaringan saraf.
ü  Lambung merupakan organ yang berfungsi sebagai salah satu alat pencernaan. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan epitel, jaringan otot polos, dan jaringan pengikat.
ü  Telinga berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Organ ini terbentuk antara lain oleh jaringan otot, jaringan epitel, dan jaringan saraf.
ü  Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dan pengaturan suhu. Organ ini terbentuk antara lain oleh jaringan otot, jaringan epitel, dan jaringan saraf.
Sistem Organ
Beberapa organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi kerja tertentu disebut dengan sistem organ.
1. pada manusia








2. pada tumbuhan

AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar

a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

2. Anatomi Akar


Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis

Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

b. Korteks

Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.

c. Endodermis

Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.

d.Silinder Pusat/Stele

Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

BATANG 

Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.

Jaringan Batang
Jaringan Batang
1. Batang Dikotil

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

DAUN
anatomi-daun
anatomi-daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

Rabu, 26 Maret 2014

1.          Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata)
Dalam klasifikasi hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) termasuk ke dalam hewan bersel satu (uniselullar) yang melakukan pemusatan aktivitas pada set tersebut, atau sel lebih dari satu ((multiselluler/metazoa) yang berarti sel dalam tubuhnya telah mengalami pembentukan jaringan untuk melakukan fungsi organ tubuh yang lebih kompleks.


Ciri ciri pada hewan avertebrata (invertebrata) bisa terlihat pada bagian susunan syaraf yang terletak di ventral (perut) di bawah saluran pencernaan, kemudian pada umumnya memiliki rangka luar (eksoskeleton), lalu bagian otaknya tidak dilindungi oleh tengkorak. Klasifikasi hewan invertebrata yaitu :
a.     Porifera Porifera merupakan hewan yang memiliki lubang-lubang (berpori) yang merupakan sebuah filum pada hewan multiseluler yang paling sederhana. Pada bagian tubuh tersusun dari jaringan diploblastik ( dua lapisan jaringan ) dan memiliki lapisan luar oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Habitatnya berada di air tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang. Contoh hewannya Sycon, Clathrina, Euspongia, Spongia
b.      Coelenterata Jenis hewan avertebrata yang namanya, coelenteron = rongga bercirikan terdapat rongga – rongga pada tubuhnya. Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat ini terletak pada tentakel yang terdapat di disekitar mulutnya. Pada Coelenterata sudah membentuk jaringan dan koordinasi jaringan saraf yang sederhana. Jenis hewan ini contohnya pada hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
c.      Mollusca  Jenis hewan invertebrata ini memiliki tubuh lunak tanpa segmen dan biasanya memiliki pelindung tubuh seperti berbentuk cangkang yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan terhadap musuhnya. Mollusca bisa hidup di air laut, air tawar dan di darat. Jenis hewan mollusca bisa ditemui pada kerang, , gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
d.     Echinodermata Jenis hewan echinonermata merupakan ciri binatang dengan kulit berduri yang banyak hidup pada wilayah perairan laut. Memiliki 5 jumlah lengan simetris radial yang sudah berkembang dengan baik. Termasuk memiliki daya regenerasi yang tinggi, dengan tubuh yang tersusun dengan zat kapur. Contoh hewannya seperti, Bintang laut, Landak laut, Bintang ular, lili laut dan teripang.
e.     Platyhelminthes Hewan platyhelminthes merupakan jenis hewan sejenis cacing pipih yang memiliki tubuh simetris bilateral tanpa sistem peredaran darah seperti pada fungsi jantung. Cacing pipih banyak yang termasuk dalam golongan parasit pada binatang atau manusia yang menimbulkan penyakit seperti, cacing getar : planaria.
f.      Nemathelminthes Masih termasuk dalam keluarga vermes (cacing), nemathelminthes atau cacing gilik merupakan hewan invertebrata yang memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, yang memiliki saluran pencernaan yang cukup baik tapi tidak ada sistem peredaran darah. Contohnya : cacng kremi dan cacing tambang.
g.     Annelida Jenis cacing pada kelas annelida memiliki tubuh yang terdiri dari segmen-segmen yang dilengkapi berbagai sistem organ pada tubuh yang baik dan juga sistem peredaran darah tertutup. Jenis hewan ini termasuk pada, cacing tanah dan lintah dan termasuk hewan hermafrodit.
h.     Arthropoda Bentuk hewan dengan kaki beruas-ruas  yang memiliki sistem saraf tali dan organ tubuh yang telah berkembang dengan baik. Menggunakan sistem peredaran darah terbuka dan tubuhnya terbagi menjadi beberapa segmen-segmen. Contoh hewan invertebrata ini terbagi menjadi kelas serangga, udang – udangan, laba – laba dan lipan.

2.    Hewan bertulang belakang (Vertebrata)
Perbedaan yang dapat kita lihat dari klasifikasi hewan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang) yaitu pada sistem syaraf yang menyusun tubuh mereka. Pada vertebrata sudah memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah dan juga sistem reproduksi yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan hewan avertebrata.




A.  Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok-kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok-kelompok tersebut dapat berukuran besar hingga kelompok kecil dari segi jumlah anggota kelompoknya. Kelompok-kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan perbedaan. Makin ke bawah persamaan yang dimiliki anggota di dalam tingkatan klasifikasi tersebut makin banyak dan memiliki perbedaan makin sedikit. Urutan kelompok ini disebut takson. Orang yang pertama melakukan pengelompokan ini adalah Linnaeus (1707-1778) berdasarkan kategori yang digunakan pada waktu itu.

1.   Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan. Berikut contohya.
a.    Organ perkembangbiakannya: apakah dengan spora atau dengan bunga.
b.  Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup: apakah tegak, menjalar atau merambat.
c.  Bentuk dan ukuran daun.
d.  Cara berkembang biak: seksual (generatif ) atau aseksual (vegetatif)

2.   Kriteria Klasifikasi Hewan
Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan,para ahli juga mengklasifikasi dengan melihat kriteria berikut ini.
a.    Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
b.   Kerangka (skeleton): apakah kerangka di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton)
c.   Anggota gerak: apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki.

3.   Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah seperti berikut.
a.    Kunci harus dikotomi.
b.  Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, contoh:
1)     tumbuhan berumah satu …
2)   tumbuhan berumah dua …
c.  Pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak.
d.  Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relative dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
e.  Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati.
f.   Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
g.   Setiap kuplet diberi nomor.
h.  Buat kalimat pertanyaan yang pendek.

B. Kelompok Makhluk Hidup yang Berukuran Kecil
(Mikroskopis)
Tahukah kamu ada benda hidup yang berukuran sangat kecil? Tempat hidupnya di mana-mana,misalnya di dalam tanah, dalam air, dalam sisa-sisa makhluk hidup, dalam tubuh manusia, bahkan dalam sebutir debu. Pada Gambar 3.6. kamu dapat melihat bakteri Escherichia coli yang dilihat dengan mikroskop elektron (a) dan dengan mikroskop cahaya menggunakan pewarnaan (b).
Gambar. 3.6. Escherichia coli dilihat dengan mikroskop elektron (a) dan Escherichia coli dilihat dengan mikroskop cahaya (b)
Sumber: http://www.pyroenergen.com/articles08/escherichia-coli-o157h7.htm (a)
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Escherichia_coli_Gram.jpg (b)

Pada pengamatan makhluk hidup yang berukuran kecil, kamu memerlukan alat bantu yang disebut mikroskop. Sebelum memulai kegiatan ini, sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu tentang mikroskop dan bagaimana cara menggunakan mikroskop tersebut.

1. Bagian-bagian Mikroskop
Pada Gambar 3.7 dan Tabel 3.2 kamu dapat memperlajari mikroskop cahaya beserta bagian-bagian dan fungsinya,kamu juga akan mengenal mikroskop elektron yang biasa digunakan untuk melihat mikrorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mikroskop cahaya.
A.  Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi termasuk ke dalam kelompok tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil (zat hijau daun) sehingga bersifat heterotrof. Berikut adalah ciri-ciri dari jamur (fungi):
·         Mempunyal membran Intl (eukariot), tetapi dapat membuat makanan sendiri kanena mengandung kiorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya.
·         Jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.
·         Cabang dan hifa disebut dengan miselium yang berfungsi menyerap makanan dan substratnya.
·         Bersifat saprofit dan parasit.
·         Berkembang biak secara aseksual dan seksual.
·         Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh jamur yang bersel tunggal (uniseluler), yaitu dengan pertunasan dan pemutusan hifa (fragmentasi).
·         Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk askus spora.
Klasifikasi Jamur (Fungi)
Secara filogenik, jamur diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu:
a.    Zygomycota
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat perkembangbiakan. Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu Stolon(hifa yang menjalar di permukaan substrat), Rizoid (hifa yang menembus ke dalam substrat), danSporangiospor (hifa yang menjulang ke atas membentuk sporangium).

Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada cara perkembangbiakan kawinnya, yaitu melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Sedangkan, perkembangbiakan tidak kawinnya dengan sporangium. Contoh:
1)   Rhizopus stolonifer, pengurai bagian sisa organik pada tanaman ubi jalar dan dimanfaatkan pada proses pembuatan tempe.
2)   Mucor mucedo, hidup secara saprofit pada roti atau kotoran hewan.

b.   Ascomycota
Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa yang bersekat (bersepta). Pada umumnya, hidup di lingkungan berair, bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit pada sampah. Ascomycota memiliki spora yang terdapat pada kantung-kantung penyimpanan yang disebut askus (konidia).

Ciri khas pada jamur jenis ascomy adalah pada perkembangbiakan kawin membentuk askospora. Perkembangbiakan tidak kawinnya dilakukan dengan membentuk konidium, tunas dan fragmentasi. Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, yaitu Saccharomyces cereviceae atau dikenal dengan (yeast).

Berdasarkan bentuk askokarp yang dihasilkan, jamur ascomycota terbagi menjadi empat, yaitu:
1)   Kleistotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang memiliki askokarp berbentuk bulat tertutup (ciri dari kelas Plectomyces). Contoh: jamur dari genus Penicillium dan Aspergillus.
2)   Peritesium, yaitu kelompok jamur yang memiliki askokarp berbentuk botol (ciri dari genus Pyrenomycetes). Contoh: NeurosporaRoselinia arcuata, dan Xylaria tabacina.
3)   Apotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang askokarpnya berbentuk seperti cawan atau mangkok. Contoh: Peziza aurantia (hidup sebagai saprofit di sampah), Marshella esculenta danTuber sp. yang dimanfaatkan sebagai makanan.
4)   Askus te-lanjang, yaitu golongan jamur ascomycota yang tidak memiliki askokarp (tidak membentuk badan buah) dan merupakan ciri dari kelas Protoascomycetes. Contoh: Saccharomyces cereviceae, Candida albicans, dan Tricoderma.
Contoh jamur jenis ascomycota beserta peranannya, yaitu:
·         Aspergillus oryzae, sebagai pelunak adonan roti.
·         Penicilium notatum dan Penicilli chrysogenum sebagai penghasil antibiotik penisilin.
·         Aspergillus wentii, yang dimanfaatkan dalam pembuatan kecap.
·         Candida albicans, penyebab penyakit kandidiasis, yaitu penyakit pada selaput lendir mulut vagi-na dan saluran pencernaan.

c.   Basidiomycota
Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang berpasangan). Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya (basidiokarp) yang menyerupai payung dan terdiri atas batang dan tudung.

Bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran bilah sebagai tempat terbentuknya basidium. Perkembangbiakan tidak kawin ditandai dengan pembentukan konidium. Sedangkan, fase perkembangbiakan kawinnya dengan pembelahan basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk ganda.

Sebagian besar jamur jenis ini dimanfaatkan sebagai makanan karena mengandung nilai gizi yang tinggi. Contoh:
1)     Jamur merang (VoIvarieIIa volvaceae), hidup pada lingkungan dengan kelembapan tinggi dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
2) Jamur kuping (Auricularia polytricha), tubuh berwarna cokelat kehitaman, hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, dan umumnya digunakan sebagai campuran sup.
3)     Jamur shitake, hidup pada batang kayu dan banyak dibudidayakan di Jepang dan Cina sebagai bahan makanan.
4)     Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
5)     Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.

d.   Deuteromycota
Ciri umum jamur ini adalah hifa bersifat membentuk konidia dan belum diketahui fase perkembangbiakannya sehingga sering disebut sebagai fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Hidup sebagai parasit. Contoh:
1)     Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
2)     Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
3)     Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.